Ringkasan Pelajaran Apsim

January 08, 2014


-Sejarah Perkembangan Obat
Pada zaman dahulu, bahan” yang dipakai sebagai pengobatan berasal dari alam, terutama tumbuh”an, ada juga dari hewan, mineral, dan garam”. Penggunaan obat hanya secara empiris atau turun- temurun. Perkembangan obat selanjutnya, bahan alamiah terutama dari tumbuh”an di ekstraksi, ilmu pengetahuan bertambah maju, zat berkhasiat dari bahan alami dapat diketahui, di isolasi, dan dimurnikan, zat murni ini dapat ditentukan rumus kimianya. Zat yang telah diketahui rumus kimianya dengan pasti kemudian dapat dibuat obat secara sintetis, perkembangan berikutnya ialah membuat derivat” dari bahan obat yang sudah diketahui rumus kimianya dengan tujuan meningkatkan efektivitas/mengurangi efek samping obat yang tidak diinginkan.
-Pengertian Umum Mengenai Resep
Resep adalah suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, atau dokter hewan kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat kepada penderita.
-Apograph/Resep Salinan/Kopi Resep
Suatu apograph dibuatkan oleh suatu apotek atas :
      1. Permintaan dokter, kalau ada tanda iteretur di kertas resep orisinal.
      2. Permintaan penderita.
-Beberapa Ketentuan Menulis Resep
1. Secara hukum, dokter yang menandatangani suatu resep bertanggungjawab sepenuhnya tentang resep yang ditulisnya untuk penderitanya.
2. Resep ditulis demikian rupa sehingga dapat dibaca, sekurang-kurangnya oleh petugas di Apotek.
3. Resep ditulis dengan tinta atau lainnya sehingga tidak mudah terhapus.
4. Tanggal suatu resep ditulis dengan jelas.
5. Bila penderita seorang anak, maka harus dicantumkan umurnya. Pencantuman umur ini terutama berlaku bila penderita berumur 12 tahun kebawah.
6. Dibawah nama penderita, hendaknya dicantunkan juga alamatnya.
7. Untuk jumlah obat yang diberikan dalam resep dihindari memakai angka desimal.
8. Untuk obat yang dinyatakan dalam satuan Unit, jangan disingkat menjadi U.
9. Untuk obat atau jumlah obat berupa cairan, dinyatakan dengan satuan ml, hindarkan menulis cc atau cm3.
10. Preparat cairan berupa obat minum untuk anak, diberikan sebanyak 50ml, 60ml, 100ml, atau 150ml.
11. Preparat cairan berupa obat minum orang dewasa, diberikan sebanyak 150ml, 200ml, 300ml.
12. Preparat cairan untuk obat luar seperti obat kumur atau kompres, diberikan sebanyak 200ml, 300ml.
13. Untuk obat tetes (obat tetes mata/hidung/telinga) diberikan sebanyak 10ml.
-Model Resep Yang lengkap
1. Inscriptio
- Nama, alamat, nomor izin praktek + nomer telepon, jam dan hari praktek.
- Nama kota + Tanggal penulisan resep
- Tanda R/
2. Praescriptio
- Nama setiap jenis/bahan obat yang diberikan beserta jumlahnya
a) Jenis/bahan obat dalam resep terdiri dari :
>> remedium cardinale/obat pokok/obat yang berkhasiat utama, yang mutlak harus ada.
>> remedium adjuvans, bahan yang membantu/menunjang kerja obat pokok.
>> corrigens, memperbaiki rasa, warna, atau bau obat (corrigens saporis, coloris, dan odoris)
>> Constituens/vehikulum/exipiens, merupakan zat tambahan. Bahan yang bersifat netral dan dipakai sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk sehingga menjadi obat yang cocok. Contohnya laktosum pada serbuk, amylum dan talcum pada bedak tabur, air pada obat minum.
b) Jumlah bahan obat dalam resep dinyatakan dalam satuan berat untuk bahan padat (microgram, miligram, gram) dan satuan isi untuk cairan (tetes, mililiter, liter).
- Cara pembuatan atau bentuk sediaan yang dikehendaki, misalnya f.l.a. pulv = fac lege artis pulveres = buatlah sesuai aturan, obat berupa puyer.
3. Signatura
- Aturan pemakaian obat
- Nama penderita dibelakang kata Pro : merupakan identifikasi penderita, sebaiknya dilengkapi dengan alamatnya.
- Dalam hal penderita seorang anak, maka harus dituliskan umurnya.
- Pada resep dokter hewan di belakang Pro : harus ditulis jenis hewan serta nama dan alamat pemiliknya.
4. Subscriptio
- Tanda tangan atau paraf dokter/dokter gigi/dokter hewan yang menuliskan resep tersebut yang menjadikan suatu resep otentik. Resep obat suntik dari golongan Narkotika harus dibubuhi tanda tangan lengkap oleh dokter/dokter gigi/dokter hewan yang menulis resep, dan tidak cukup dengan paraf saja.
-Contoh Resep
- Resep dari pribadi (praktek partikelir) dokter
Dr. Teguh Hadianto
SIP. 540/ SIP. 92
Jl. P. Samudra 17 Banjarmasin
                                                            B.Masin, 20-02-2013
R/       Coffein            1500 mg
            Paracetamol   4000 mg
            Vitamin B1    300 mg
            Mf. Cap No. XII
            S.tdd Cap I
                                                            Paraf dokter

Pro                   : Ny. Della
Umur              : -
Alamat           : Jalan Pramuka no. 17
- Resep dari rumah sakit
RUMAH SAKIT DR. SOETOMO
SURABAYA
Dokter                         : Hartono
Bagian           : Ilmu Penyakit Dalam
Tanggal          : 7 Agustus 2013
R/       Tabl. Diazepam 5 mg No. XV
            S. 2 d.d. tabl. I
Paraf dokter
#
R/       Tabl. Vitamin B-compl. No. XV
            S. 3 d.d. tabl. I
Paraf dokter
Pro                   : Ny. Effendy
Umur              : -
Alamat           : Jalan Veteran no. 17
-Menulis Resep Yang Tepat dan Rasional
Dalam farmakoterapi dipakai sebagai motto :
Berikanlah selalu      - obat yang tepat
                                     - dengan dosis yang tepat
                                     - dalam bentuk sediaan yang sesuai
                                     - pada waktu yang tepat
                                     - kepada penderita yang tepat dengan semua parameter yang harus diperhitungkan
Kurang pengetahuan dari ilmu mengenai obat dapat mengakibatkan :
      1)     Bertambahnya kemungkinan toksisitas obat yang diberikan
      2)     Terjadi interaksi antara obat satu dengan obat lain
      3)     Terjadi interaksi antara obat dengan makanan/minuman tertentu
      4)    Tidak tercapai efektivtas obat yang dikehendaki
      5)     Meningkatnya biaya pengobatan bagi penderita yang sebetulnya dapat dihindarkan
Beberapa hal lain yang juga harus mendapatkan perhatian dokter pada penulisan resep adalah :
      1)     Resep harus ditulis dengan tinta
     2)     Penulisan nama obat, jumlah obat, serta catatan cara memakainnya hendaknya dapat dibaca oleh Apoteker atau Asisten Apoteker
     3)     Hindarkan penulisan rumus kimia dari obat : Tulislah nama obat dengan nama Latin untuk zat kimia atau dengan nama generiknya atau INN (International Non-proprietary Name)
    4)    Hindarkan penulisan singkatan” yang meragukan
    5)     Boleh menuliskan lebih dari satu R/ di atas 1 kertas resep dengan memperhatikan : - antara dua resep diberi tanda #, - tiap resep dilengkapi dengan signa/aturan pakai, - tiap resep di paraf atau ditandatangani oleh dokter yang menulisnya
    6)    Idealnya dokter menyimpan turunan (carbon copy) dari tiap resep yang ditulisnya
    7)    Sedapat mungkin dokter menuliskan resepnya dihadapan penderitanya (efek psikologis bagi penderita)
    8)     Sebelum kertas resep diserahkan kepada penderita, dokter membaca kembali apa yang telah dituliskan
    9)     Dokter yang bijaksana akan memperhatikan juga keadaan ekonomi dari penderitanya
-Bahasa Latin Dalam Resep
Beberapa alasan penggunaan bahasa latin ialah :
    1.      Bahasa latin adalah bahasa yang mati, artinya tidak dipakai lagi dalam percakapan sehari-hari. Dengan demikian bahasa ini tidak bertumbuh dengan pembentukkan kosakata” baru.
   2.      Bahasa latin merupakan bahasa internasional dalam dunia/profesi kedokteran dan kefarmasian.
   3.      Dengan menggunakan bahasa latin tidak akan terjadi dualisme tentang bahan/zat apa yang dimaksud dalam resep.
   4.     Dalam hal” tertentu, karena faktor” psikologis, ada baiknya penderita tidak perlu mengetahui bahan obat apa yang diberikan kepadanya.
-Resep Cito
Bilamana karena suatu sebab seorang penderita harus mendapat obatnya dengan segera, maka dokter memberi tanda pada bagian atas resep dengan menuliskan cito atau CITO! (digarisbawahi dan diberi tanda seru dan diparaf atau ditandatangani di belakang Cito). Resep Cito pembuatannya harus didahulukan dari resep” lainnya, dengan demikian untuk tidak menggangu tugas rutin di Apotek, dokter yang meminta Resep Cito hendaknya betul” bila penderita dalam keadaan gawat dan penundaan pemberian obatnya dapat membahayakan. Istilah yang sama maknanya dengan Cito ialah Statim (amat segera) atau Urgens (mendesak), juga dapat dipakai singkatan P.L.M. (periculum in Mora = berbahaya bila ditunda).
-Tempat Mengambil Obat dengan Resep
Apotek ialah suatu unit kesehatan tempat penderita mengambil obatnya. Ada dua macam Apotek, yaitu :
    1.      Apotek Rumah Sakit : hanya melayani resep” dari para dokter Rumah Sakit yang bersangkutan. Kertas resep Rumah Sakit harus dengan jelas mencantumkan nama Rumah Sakit serta Bagian Pelayanan Fungsional (Bagian Penyakit Dalam, Penyakit Mata, Penyakit THT, dsb) serta nama dokter yang menulis resep. Kertas resep  pribadi dokter tidak dapat di layani di Apotek Rumah Sakit.
     2.      Apotek Umum : Apotek Swasta dapat melayani tidak saja resep pribadi tetapi semua resep dokter, kalau perlu juga melayani kertas resep Rumah Sakit bila Apotek Rumah Sakit kebetulan tidak memiliki obat yang diminta. Apotek umum juga dapat melayani penjualan “obat bebas” dan “obat bebas terbatas” yang untuk mendapatkannya tidak memerlukan resep dokter.
                                               
                                   

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Translate