Classis dan Spesies

January 21, 2014



Assalamualaikum ^_^              
duuuuh, udah lama niih nggak ngeblog, soalnya banyak tugas + hapalan, jadi kangeeeeen niiih ;') ini yang aku posting juga tugas dari guru biologi aku, jadi sambil menyelam minum air deh :'D Aku disuruh nyari about Classi sama Spesies, info nya kebanyakan aku dapet dari wikipedia. Ya udah deh moga bermafaat yaah.. O:)


Kelas (biologi)
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

                Kelas atau Classis adalah suatu tingkat atau takson dalam klasifikasi ilmiah hewan dan tumbuhan dalam biologi. Tingkat ini berada di bawah filum dan di atas ordo. Contohnya, mamalia adalah kelas untuk anjing, di mana filumnya adalah chordata (hewan dengan tulang belakang) dan familianya adalah karnivora (hewan pemakan daging).
                Contoh nama Classis, Monocotyledoneae(Liliopsida), Dicotyledoneae(Magnoliopsida), Mammalia, Amphibia, Reptile, dan Aves.
                Nama classis pada tumbuhan biasanya diakhiri (-opsida), sedangkan nama classis pada hewan tidak mempunyai aturan tertentu.

Mengenal Kelas Dari Subfilum Vertebrata

Vertebrata adalah golongan hewan yang mempunyai tulang belakang. Vertebrata merupakan subfilum dari filum Chordata, yang memiliki 5 kelas, yaitu: PARAM:

1. Pisces (Golongan ikan)
2. Amphibia (Hewan yang hidup di dua alam)
3. Reptilia (Hewan melata)
4. Aves (Golongan unggas)
5. Mamalia (Hewan menyusui)


Berikut ini Adalah Perbedaan Dari 5 Kelas Subfilum Vertebrata:
1. Jumlah ruang jantung:
    A. Pisces          : 2
    B. Amphibia    : 3
    C. Reptilia        : 4 tidak sempurna
    D. Aves             : 4
    E. Mamalia      : 4

2. Penutup Tubuh:
    A. Pisces          : sisik 
    B. Amphibia    : kulit
    C. Reptilia        : sisik
    D. Aves             : bulu
    E. Mamalia      : rambut

3. Suhu Tubuh:
    A. Pisces          : Poikiloterm                    
    B. Amphibia    : Poikiloterm
    C. Reptilia        : Poikiloterm
    D. Aves             : Homoioterm
    E. Mamalia      : Homoioterm
Keterangan :
    Poikiloterm     : Berdarah dingin, suhu tubuh mengikuti suhu lingkungan
    Homoioterm  : Berdarah panas, suhu tubuh tetap

4. Fertilisasi/Pembuahan:
    A. Pisces          : Eksternal
    B. Amphibia    : Eksternal
    C. Reptilia        : Internal
    D. Aves             : Internal
    E. Mamalia      : Internal

Keterangan :
    Eksternal: Pembuahan di luar tubuh, bertemunya sperma dan sel telur di dalam air.
    Internal: Pembuahan di dalam tubuh, bertemunya sperma dan sel telur di saluran telur

5. Cara Reproduksi:
    A. Pisces          : Ovipar
    B. Amphibia    : Ovipar
    C. Reptilia        : Ovovivipar
    D. Aves             : Vivipar
    E. Mamalia      : Vivipar  
Keterangan :
    Ovipar               : Bertelur
    Ovovivipar      : Bertelur beranak, telur yang bercangkang menetas dalam tubuh
    Vivipar              : Beranak


Contoh:

  A. Pisces          : Ikan gurame, lele, belut, kuda laut
  B. Amphibia     : Katak
  C. Reptilia        : Kadal, cicak, komodo, biawak, ular
  D. Aves           : Ayam, burung merpati, itik, angsa
  E. Mamalia      :Tikus, kelinci, monyet, kambing





Tumbuhan berbiji belah

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil
            Tumbuhan berbiji belah (atau tumbuhan berkeping biji dua atau dikotil) adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama: memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon). Daun lembaga ini terbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua. Secara klasik, tumbuhan berbunga dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu tumbuhan berkeping biji dua dan tumbuhan berkeping biji tunggal (monokotil).
            Sejumlah sistem klasifikasi tumbuhan yang berpengaruh, seperti sistem Takhtajan dan sistem Cronquist mengakui kelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam nama Magnoliaceae dengan akhiran -opsida (Pasal 16 dalam ICBN). Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas "tumbuhan berdaun lembaga dua" atau "tumbuhan dikotil").

Tumbuhan berkeping biji tunggal


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

           
            Tumbuhan bijinya berkeping tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang secara klasik diajarkan; kelompok yang lain adalah tumbuhan bijinya berkeping dua atau dikotil. Ciri monokotil yang paling khas adalah bijinya tunggal karena hanya memiliki satu daun lembaga,berakar serabut, daun berseling, tumbuhan biji berkeping satu, tulang daun sejajar dan berbentuk pita . Kelompok ini diakui sebagai takson (sebagai kelas maupun subkelas) dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.
            Terdapat sekitar 50 ribu hingga 60 ribu jenis yang telah dikenal; menurut IUCN terdapat 59.300 jenis. Orchidaceae (suku anggrek-anggrekan) adalah suku yang memiliki anggota terbesar dalam dunia tumbuhan berbunga, dengan 20 ribu jenis.
            Anggota suku padi-padian (Poaceae atau Graminae) dikenal sebagai suku dengan areal penanaman terluas di dunia karena nilai pentingnya sebagai sumber bahan pangan. Suku-suku lainnya yang tak kalah penting adalah suku pinang-pinangan (Arecaceae atau Palmae), suku bawang-bawangan (Alliaceae), suku temu-temuan (Zingiberaceae), dan suku pisang-pisangan (Musaceae). Banyak juga di antaranya yang dibudidayakan sebagai tanaman hias.

Klasifikasi/taksonomi

Menurut berbagai sistem klasifikasi, monokotil mendapat berbagai nama namun dengan kesepakatan anggota yang sangat stabil.
            Setiap sistem itu memiliki pengelompokan internal sendiri-sendiri. Monokotil dikenal sangat stabil di luar kelompoknya (jelas perbedaannya dari kelompok lain) tetapi sangat tidak stabil dalam pengelompokan di dalamnya (kecuali untuk kelompok tertentu, seperti Arecaceae, Poaceae, dan Orchidaceae). Setiap sistem selalu berbeda dari yang lainnya.




Spesies
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

            Spesies atau jenis adalah suatu takson yang dipakai dalam taksonomi untuk menunjuk pada satu atau beberapa kelompok individu (populasi) yang serupa dan dapat saling membuahi satu sama lain di dalam kelompoknya (saling membagi gen) namun tidak dapat dengan anggota kelompok yang lain. Anggota-anggota dalam suatu spesies jika saling berkawin dapat menghasilkan keturunan yang fertil tanpa hambatan reproduktif. Dapat terjadi, sejumlah kelompok dalam suatu spesies tidak saling berkawin karena hambatan geografis namun bila dipertemukan dan dikawinkan dapat menghasilkan keturunan fertil. Dua spesies yang berbeda jika saling berkawin akan menghadapi masalah hambatan biologis; apabila menghasilkan keturunan yang sehat, keturunan ini biasanya steril/mandul.
            Spesies, jika disebut dalam nama ilmiah, disingkat dengan sp. (Contoh Phalaenopsis sp. — berarti "sejenis Phalaenopsis", jika jamak disingkat dengan spp.).
            Pada taksonomi hewan terdapat satu tingkat takson di bawah spesies: subspesies (disingkat ssp. (namun biasanya tidak ditulis pada nama ilmiah hewan). Pada taksonomi tumbuhan, fungi, dan bakteri terdapat takson lain di bawah subspesies: varietas, subvarietas, dan forma.
            Organisme dapat dikatakan dalam satu spesies, jika dia dikawinkan dengan sesamanya dapat menghasilkan keturunan. Dan keturunannya tersebut dapat menghasilkan keturunan lagi. Fertil-lah istilahnya. Jadi antara ayam hutan dan ayam kampung memang bisa kawin dan menghasilkan keturunan, tapi keturunannya itu tidak subur dan tidak akan menghasilkan keturunan.
Walau dikata spesies/spesifikasi merupakan tingkat takson yang paling rendah, masih bisa dibagi lagi menjadi ras atau varietas, tentunya apabila spesies tersebut memiliki banyak variasi. Kadang hanya disebut variasi saja. Misal, ada padi raja lele, sumedang, wangi dan lain sebagainya.

Tata nama binomial

            Tata nama binomial (binomial berarti 'dua nama') merupakan aturan penamaan baku bagi semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi (biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang dilatinkan. Aturan ini pada awalnya diterapkan untuk fungi, tumbuhan dan hewan oleh penyusunnya (Carolus Linnaeus), namun kemudian segera diterapkan untuk bakteri pula. Sebutan yang disepakati untuk nama ini adalah 'nama ilmiah' (scientific name). Awam seringkali menyebutnya sebagai "nama latin" meskipun istilah ini tidak tepat sepenuhnya, karena sebagian besar nama yang diberikan bukan istilah asli dalam bahasa latin melainkan nama yang diberikan oleh orang yang pertama kali memberi pertelaan atau deskripsi (disebut deskriptor) lalu dilatinkan.

            Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi Tata Nama Botani (ICBN) bagi tumbuhan, beberapa alga, fungi, dan lumut kerak, serta fosil tumbuhan; Peraturan Internasional bagi Tata Nama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan; dan Peraturan Internasional bagi Tata Nama Prokariota (ICNP). Aturan penamaan dalam biologi, khususnya tumbuhan, tidak perlu dikacaukan dengan aturan lain yang berlaku bagi tanaman budidaya (Peraturan Internasional bagi Tata Nama Tanaman Budidaya, ICNCP).

Aturan penulisan

  • Aturan penulisan dalam tatanama binomial selalu menempatkan nama ("epitet" dari epithet) genus di awal dan nama ("epitet") spesies mengikutinya.
  • Nama genus SELALU diawali dengan huruf kapital (huruf besar, uppercase) dan nama spesies SELALU diawali dengan huruf biasa (huruf kecil, lowercase).
  • Penulisan nama ini tidak mengikuti tipografi yang menyertainya (artinya, suatu teks yang semuanya menggunakan huruf kapital/balok, misalnya pada judul suatu naskah, tidak menjadikan penulisan nama ilmiah menjadi huruf kapital semua) kecuali untuk hal berikut:
    1. Pada teks dengan huruf tegak (huruf latin), nama ilmiah ditulis dengan huruf miring (huruf italik), dan sebaliknya. Contoh: Glycine soja, Pavo muticus. Perlu diperhatikan bahwa cara penulisan ini adalah konvensi yang berlaku saat ini sejak awal abad ke-20. Sebelumnya, seperti yang dilakukan pula oleh Carolus Linnaeus, nama atau epitet spesies diawali dengan huruf besar jika diambil dari nama orang atau tempat.
    2. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk nama genus dan nama spesies.
  • Nama lengkap (untuk hewan) atau singkatan (untuk tumbuhan) dari autoritas boleh diberikan di belakang nama spesies, dan ditulis dengan huruf tegak (latin) atau tanpa garis bawah (jika tulisan tangan). Jika suatu spesies digolongkan dalam genus yang berbeda dari yang berlaku sekarang, nama autoritas ditulis dalam tanda kurung. Contoh: Glycine max Merr., Passer domesticus (Linnaeus, 1978) — yang terakhir semula dimasukkan dalam genus Fringilla, sehingga diberi tanda kurung (parentesis).
  • Pada penulisan teks yang menyertakan nama umum/trivial, nama ilmiah biasanya menyusul dan diletakkan dalam tanda kurung.
Contoh pada suatu judul: "PENGUJIAN DAYA TAHAN KEDELAI (Glycine max Merr.) TERHADAP BEBERAPA TINGKAT SALINITAS". (Penjelasan: Merr. adalah singkatan dari autoritas (dalam contoh ini E.D. Merrill) yang hasil karyanya diakui untuk menggambarkan Glycine max. Nama Glycine max diberikan dalam judul karena ada spesies lain, Glycine soja, yang juga disebut kedelai.).
  • Nama ilmiah ditulis lengkap apabila disebutkan pertama kali. Penyebutan selanjutnya cukup dengan mengambil huruf awal nama genus dan diberi titik lalu nama spesies secara lengkap. Contoh: Tumbuhan dengan bunga terbesar dapat ditemukan di hutan-hutan Bengkulu, yang dikenal sebagai padma raksasa (Rafflesia arnoldii). Di Pulau Jawa ditemukan pula kerabatnya, yang dikenal sebagai R. patma, dengan ukuran bunga yang lebih kecil.
Sebutan E. coli atau T. rex berasal dari konvensi ini.
  • Singkatan "sp." (zoologi) atau "spec." (botani) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak. Contoh: Canis sp., berarti satu jenis dari genus Canis; Adiantum spp., berarti jenis-jenis Adiantum.
  • Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) atau "subsp." (botani) yang menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti "subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp." atau "subspp."
  • Singkatan "cf." (dari confer) dipakai jika identifikasi nama belum pasti. Contoh: Corvus cf. splendens berarti "sejenis burung mirip dengan gagak (Corvus splendens) tapi belum dipastikan sama dengan spesies ini".
  • Penamaan fungi mengikuti penamaan tumbuhan.
  • Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".

Penyebutan autoritas

Dalam naskah-naskah ilmiah, paling tidak salah satu nama spesies (biasanya pada penyebutan pertama kali atau pada tempat utama) diikuti oleh "autoritas" - suatu cara penyebutan untuk orang yang pertama kali mempublikasikan deskripsi yang valid mengenai spesies tersebut. Cara penulisan ini memiliki perbedaan di antara bidang zoologi dan botani (termasuk mikologi). Nama autor ditulis di belakang nama takson. ICZN mengatur penulisan nama autor di bidang zoologi dalam bentuk nama akhir (nama keluarga) diikuti oleh tanggal (boleh hanya tahun) publikasi. Di bidang botani, ICBN menggunakan singkatan nama (terdaftar) dan mengabaikan tanggal (hal ini dulu pernah digunakan pula di bidang zoologi).
Apabila nama awal diganti, misalnya karena spesies dipindahkan ke genus yang lain, kedua sistem tata nama menggunakan tanda kurung (parentesis) yang mengapit autor awalnya. Contoh:
  • (tumbuhan) Amaranthus retroflexus L. – "L." adalah singkatan baku untuk "Linnaeus".
  • (tumbuhan) Hyacinthoides italica (L.) Rothm. – Linnaeus pertama kali menamakan tumbuhan ini sebagai Scilla italica; Rothmaler memindahkannya ke genus Hyacinthoides.
  • (hewan) Passer domesticus (Linnaeus, 1758) – nama asli diberikan oleh Linnaeus sebagai Fringilla domestica; tidak seperti ICBN, ICZN tidak memerlukan penulisan nama orang yang memindahkan nama spesies ke genus lainnya.


Selesai..
Terimakasih ^_^

You Might Also Like

0 komentar

Popular Posts

Translate