LAPORAN PRAKTIKUM (Pengamatan Protista)
December 13, 2014
LAPORAN PRAKTIKUM
Pengamatan
Protista
Di susun oleh : Kelompok
3
Nama :Farida,
Suci Indah Sari, Zacky Insani, Titin Mariatul, Desi Andy Rahayu, Mughni Effendi,
Fedoardo Asyer
Kelas : XI (Sebelas)
Kelas : XI (Sebelas)
SMK Farmasi
Mandiri Banjarmasin
2013/2014
PRAKTIKUM
Topik :
Mikroorganisme
Tujuan :
Mengenal mikroorganisme yang hidup di air rawa
Hari/Tanggal :
Rabu, 29 Januari 2014
I. ALAT DAN BAHAN
I.I
ALAT :
1.
Mikroskop
2.
Kaca Benda
3.
Kaca Penutup
4.
Botol
5.
Sedotan
I.II
BAHAN :
1.
Air Rawa
II. CARA KERJA
1. Menyiapkan
alat dan bahan pada praktikum.
2. Teteskan
1-2 tetes air rawa pada botol ke atas kaca benda dengan menggunakan sedotan.
3. Tutup
dengan kaca penutup secara perlahan.
4. Letakkan
kaca benda pada mikroskop.
5. Amati
pada mikroskop dengan perbesaran 10 X
6. Gambar
protista yang terlihat dan catat hasil pengamatan.
III. DASAR
TEORI
Protozoa adalah sekelompok organisme yang
bersel satu, jumlahnya kurang lebih 50.000 species yang telah diidentifikasi
dan 20.000 species yang berupa fosil. Ribuan spesies dideskripsikan sebagai
organisme yang bebas sedangkan lainnya hidup secara parasit pada hewan lain.
Protozoa hidup di lingkungan yang basah,
misalnya dalam air baik tawar, maupun air bergaram atau dalam tanah yang basah
sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat
tinggi lainnya yang bercairan, atau di semua tempat di mana saja. Jumlah hewan
protozoa dalam suatu tempat sering sangat menakjubkan, misalnya dalam suatu
kolam dapat mencapai jutaan hewan, bahkan milyaran. Alat gerak protozoa
bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan
silia. Pseudopodia selalu dibentuk dari ektoplasma, walaupun endoplasma akan
mengikutinya dan pada tubuh protozoa akan dijumpai plastida dan benda-benda
sejenisnya, misalnya khromatofora, piroid, stigmata, pigmen dan
alat-alat simbiotik.
Hewan
paling sederhana di dunia ini adalah protozoa. Disebut paling sederhana karena
hewan tersebut hanya terdiri dari satu sel dan biasanya berukuran mikroskopis
antara 5-5.000 mikron, rata-rata antara 30-300 mikron (Sugiarji, 2005: 26).
Protozoa
berasal dari bahasa yunani, yaitu protos yang artinya pertama dan zoon
yang artinya hewan. Protozoa merupakan hewan bersifat uniseluler, dimana
setiap satu sel protozoa merupakan keseluruhan dari organisme itu sendiri.
Protoplasma dari protozoa dapat mengadakan modifikasi-modifikasi atau
penonjolan-penonjolan yang dapat bersifat sementara atau tetap (Hartati, 2009:
17).
Protozoa
merupakan sekelompok makhluk yang bersel tunggal, yang heterogen, meliputi
kurang lebih 50.000 species yang telah diberi nama, dan 20.000 species yang
telah berupa fosil. Ribuan species telah berhasil dideskripsikan sebagai
makhluk yang hidup bebas dan sebagian lainnya hidup secara parasit pada hewan
lain, terutama hewan tingkat tinggi. Jumlah hewan protozoa dalam suatu tempat
sering sangat menakjubkan, misalnya dalam suatu kolam dapat mencapai jutaan
hewan, bahkan milyaran (Maskoeri, 1984: 31).
Protozoa
yang jumlahnya besar itu mempunyai ciri-ciri yang berbeda, dan beberapa ahli
membagi menjadi 3 kingdom dan puluhan phylum. Sehubungan dengan hal
tersebut Whittaker (1969) mencoba mengklasifikasikan protozoa yang beraneka
ragam itu satu kingdom lain. Seperti kita ketahui bahwa hewan pada masa lalu
hanya terdapat satu kingdom yaitu kingdom Animalia, yang banyak diterima orang
(Maskoeri, 1984: 31).
Seperti
halnya sel makhluk hidup lain, sel protozoa terdiri dari protoplasma yang
dibungkus membran sel (plasmolemma) yang berfungsi sebagai “dinding sel”.
Protoplasma terdiri dari dua komponen utama yaitu inti sel (nukleus) dan isi
sel atau sitoplasma. Dengan menggunakan mikroskop akan terlihat bahwa sitoplasma
terdiri atas dua bagian. Bagian terluar tampak homogen dan jernih (hyalin)
disebut ektoplasma, dan bagian dalam disebut endoplasma. Dalam endoplasma
terlihat benda-benda seperti butir-butir kecil dan serabut benang halus yang
ternyata adalah materi mengandung protein, karbohidrat, lemak, garam mineral,
serta organel. Protozoa tidak memiliki organ sejati seperti alat pencernaan dan
alat reproduksi sebagaimana layaknya metazoa. Akan tetapi mampu melakukan semua
kegiatan biologis seperti bergerak, makan, bernapas, dan reproduksi.
Proses-proses tersebut dilakukan oleh bagian di dalam sel, yang disebut vakuola
kontraktil (Sugiarji, 2005: 26).
Sebagian besar Protozoa berkembang biak secara
aseksual (vegetatif) dengan cara : pembelahan mitosis dan spora. Pembelahan
mitosis (biner), yaitu pembelahan yang diawali dengan pembelahan inti dan
diikuti pembelahan sitoplasma, kemudian menghasilkan 2 sel baru. Pembelahan
biner terjadi pada Amoeba, Paramaecium. sp, dan Euglena. sp. Paramaecium
membelah secara membujur/ memanjang setelah terlebih dahulu melakukan
konjugasi. Euglena membelah secara membujur /memanjang (longitudinal).
Spora, Perkembangbiakan aseksual pada kelas Sporozoa (Apicomplexa) dengan
membentuk spora melalui proses sporulasi di dalam tubuh nyamuk Anopheles. Spora
yang dihasilkan disebut sporozoid. Perkembangbiakan secara seksual pada
Protozoa dengan cara : konjugasi dan sporozoa. Konjugasi, Peleburan inti
sel pada organisme yang belum jelas alat kelaminnya. Pada Paramaecium. sp
mikronukleus yang sudah dipertukarkan akan melebur dengan makronukleus,
proses ini disebut singami. Peleburan gamet Sporozoa (Apicomplexa) telah dapat
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina. Peleburan gamet ini berlangsung di
dalam tubuh nyamuk (Anonim, 2010).
Pernapasan atau pertukaran oksigen dan karbondioksida berlangsung secara difusi
karena adanya perbedaan tekanan gas di dalam sel dan di luar sel. Protozoa
bergerak dengan menggunakan kaki semu (pseudopodia), cilia, atau flagella.
Pseudopodia berasal dari penjuluran sitoplasma, dan bersifat sementara terutama
untuk berpindah tempat atau makan. Gerakan tersebut timbul akibat dari
kontraksi protoplasma memanjang dan memendek secara lambat. Protozoa yang
bergerak dengan pseudopodia adalah dari kelas Sarcodina. Pseudopodia
dibagi dalam empat tipe atas dasar bentuk penjuluran protoplasmanya yaitu;
lobopodia, filopodia, reticulopodia, dan axopodia (Sugiarto, 2005: 26-27).
Cilia
atau bulu getar merupakan alat gerak yang berbentuk bulu-bulu halus, biasanya
banyak dan selalu bergetar. Ada beberapa tipe-tipe cilia, yaitu; Holotrich,
Heterotrich, Peritrich, dan Hypotich (Hartati, 2009: 28).
Flagela
(bulu cambuk) merupakan alat gerak berupa protoplasma panjang seperti cambuk,
berjumlah satu atau lebih tetapi umumnya dua helai. Flagela berfungsi sebagai
alat gerak maju dengan kecepatan antara 15 sampai 300 mikron per detik
(Sugiarto, 2005: 28).
Cara
makan protozoa ada 3 macam; yaitu autotrof, heterotrof, dan amfitrof. Autotrof
artinya dapat mensintesis makanan sendiri seperti layaknya tumbuh-tumbuhan
dengan jalan fotosintesis. Protozoa yang tidak dapat melakukan fotosintesis,
mendapatkan makanannya dengan jalan menelan benda padat, atau memakan organisme
lain seperti bakteri, jamur atau protozoa lain bersifat heterotrof. Protozoa
yang bersifat autotrof dan heterotrof disebut amfitrof (Sugiarto, 2005: 28).
Protozoa
yang bersifat heterotrof dan dinding selnya terdiri dari suatu membran tipis,
mengambil makanannya dengan cara membungkus makanan kemudian menelannya ke
dalam sitoplasma. Cara ini disebut fagositosis. Pada jenis yang berdinding
tebal (petikula), cara mengambil mangsanya dengan menggunakan mulut sel yang
disebut cytostome, dan biasanya dilengkapi cilia untuk mengalirkan air hingga
bila ada makanan yang lewat dapat ditangkap dan dimasukkan ke dalam sitoplasma
(Sugiarto, 2005: 28).
Makanan yang masuk ke dalam sitoplasma
bersama air akan ditempatkan dalam suatu rongga kecil yang disebut gastriola
(vakuola makanan). Makanan di dalam gastriola dicerna secara enzimatis. Hasil
pencernaan disebarkan ke seluruh bagian protoplasma dengan proses dengan proses
pynocytose, sedangkan sisa pencernaan dibuang melalui lubang sementara pada
membrane sel; pada flagelata dan ciliata adakalanya terdapat lubang permanen
yang disebut cytopyge atau cytoproct. Kelebihan air dalam sel akan dikeluarkan
oleh organel yang disebut vakuola kontraktil dengan gerakan sistol dan
diastolnya. Dalam suatu sel protozoa biasanya ditemukan beberapa vakuola
kontraktil yang terdapat dekat dinding sel. Vakuola kontraktil pada protozoa
yang hidup di air tawar berkembang dengan baik, sedangkan yang di laut kurang
berkembang (Sugiarto, 2005: 28-29).
Sampai saaat ini diperkirakan ada 50.000 spesies
protozoa yang sudah diidentifikasi. Habitat hidupnya di laut, air payau, air
tawar dan daratan yang lembab maupun pasir kering. Diantaranya banyak yang
hidup bebas dan merupakan makanan bagi organisma dari tingkatan yang lebih
tinggi. Beberapa jenis flagelata dan ciliate merupakan makanan bagi anak ikan.
Akan tetapi banyak juga yang hidup sebagai parasit baik pada hewan, tumbuhan
maupun pada manusia. Parasit pada ikan antara lain Trichodina dan
Ichthyophthirius dari kelas ciliate, serta Heneguya dari kelas Myxosporea.
Adapula jenis protozoa yang dapat menghasilkan racun seperti Pyrodinium
bahamense yang diduga sebagai penyebab red tide atau pasang merah di berbagai
pantai daerah Indopasifik, misalnya India, Thailand, Singapura, Sabah, Philipina,
Indonesia, dan Australia. Disamping itu ada juga jenis protozoa yang dapat
digunakan untuk mencegah serangan protozoa jenis tertentu. Misalnya Tetrahymena
pyriformis digunakan sebagai vaksin pencegah serangan jenis Ichthyophthirius
multifiliis (Anonim, 2010).
Protista adalah mikroorganisme
eukariotik yang bukan hewan, tumbuhan, atau fungi. Mereka pernah dikelompokkan
ke dalam satu kerajaan bernama Protista, namun sekarang tidak dipertahankan
lagi. Penggunaannya masih digunakan untuk kepentingan kajian ekologi dan
morfologi bagi semua organisme eukariotik bersel tunggal yang hidup secara
mandiri atau jika membentuk koloni, bersama-sama namun tidak menunjukkan
diferensiasi menjadi jaringan yang berbeda-beda. Dari sudut pandang taksonomi,
pengelompokan ini ditinggalkan karena bersifat parafiletik. Organisme dalam
Protista tidak memiliki kesamaan, kecuali pengelompokan yang mudah, baik yang
bersel satu atau bersel banyak tanpa memiliki jaringan. Protista hidup di
hampir semua lingkungan yang mengandung air. Banyak protista, seperti algae,
adalah fotosintetik dan produsen primer vital dalam ekosistem, khususnya di
laut sebagai bagian dari plankton. Protista lain, seperti Kinetoplastid dan
Apicomplexa, adalah penyakit berbahaya bagi manusia, seperti malaria dan
tripanosomiasis.
Protozoa,
protista yang menyerupai hewan
Protozoa hampir semuanya protista
bersel satu, mampu bergerak yang makan dengan cara fagositosis, walaupun ada
beberapa pengecualian. Mereka biasanya berukuran 0,01-0,5 mm sehingga secara
umum terlalu kecil untuk dapat dilihat tanpa bantuan mikroskop. Protoza dapat
ditemukan di mana-mana, seperti lingkungan berair dan tanah, umumnya mampu
bertahan pada periode kering sebagai kista atau spora, dan termasuk beberapa
parasit penting. Berdasarkan pergerakannya, protozoa dikelompokkan menjadi:
o Flagellata yang bergerak dengan
flagella (bulu cambuk). Contoh: Trypanosoma, Trichomonas
o Rhizopoda yang bergerak dengan
pseudopodia (kaki semu/kaki akar) yaitu yang berarti setiap kali ia akan
bergerak harus membentuk kaki semu sebelum dapat bergerak dan pembentukan kaki
ini dinamakan fase gel. Contoh: Amoeba
o Cilliata yang bergerak dengan
silia (rambut getar). Contoh: Paramaecium o
Sporozoa yang tidak memiliki alat; beberapa mampu membentuk spora. Contoh:
Plasmodium sp.
Algae,
protista yang menyerupai tumbuhan
Algae mencakup semua organisme
bersel tunggal maupun banyak yang memiliki kloroplas. Termasuk di dalamnya
adalah kelompok-kelompok berikut.
o Alga hijau, yang memiliki relasi
dengan tumbuhan yang lebih tinggi (Embryophyta). Contoh: Ulva
o Alga merah, mencakup banyak alga
laut. Contoh: Porphyra
o Heterokontophyta, meliputi
ganggang coklat, diatom, dan lainnya. Contoh: Macrocystis.
Alga hijau dan merah, bersama dengan
kelompok kecil yang disebut Glaucophyta, sekarang diketahui memiliki hubungan
evolusi yang dekat dengan tumbuhan darat berdasarkan bukti-bukti morfologi,
fisiolog, dan juga molekuler, sehingga lebih tepat masuk dalam kelompok
Archaeplastida, bersama-sama dengan tumbuhan biasa.
Protista
yang menyerupai jamur
Beragam organisme dengan organisasi
tingkat protista awalnya dianggap sama dengan jamur, sebab mereka memproduksi
sporangia. Ini meliputi chytrid, jamur lendir, jamur air, dan
Labyrinthulomycetes Chytrid sekarang diketahui memiliki hubungan dengan Fungi
dan biasanya diklasifikasikan dengan mereka.
Sementara
yang lain sekarang ditempatkan bersama dengan heterokontofita lainnya (yang
memiliki selulosa, bukan dinding chitin) atau Amoebozoa (yang tidak memiliki
dinding sel).
Protista umumnya hidup soliter atau
berkoloni pada habitat yang beragam. Sebagian besar hidup di di laut atau di
air tawar, misalnya di selokan,kolam,sungai, danau, rawa, ataupun genangan air.
Ada juga yang hidup di tanah, batu ,atau pohon. Protista hidup ada yang secara
heteotof dengan memangsa bakteri, protista lain dan sampah organisme ada juga
yang secara autotrof dengan fotosintesis dari bahan-bahan anorganik dengan
bantuan cahaya matahari.
IV. HASIL
PENGAMATAN
Air Rawa
a) Berdasarkan pengamatan, pada
perbesaran 10 X :
Keterangan :
1. Vakuola
2. Dinding Sel
3. Nukleus
4. Cillia
b) Air Rawa berdasarkan literatur :
(Paramecium sp.)
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Paramecium.jpg
Keterangan :
1. Cilia
2. Membrane
plasma
3. Endoplasma
4. Mikronukleus
5. Makronikleus
6. Cell mulut
7. Sitoplasma
8. Ektoplasma
9. Vakuola
kontraktil
10. Vakuola makanan
11. Sitosoma
V. ANALISIS DATA
Paramecium sp
a. Morfologi
Paramecium ini berukuran sekitar 50-350ɰm. yang telah memiliki
selubung inti (Eukariot). Protista ini memiliki dua inti dalam satu sel, yaitu
inti kecil (Mikronukleus) yang berfungsi untuk mengendalikan kegiatan
reproduksi, dan inti besar (Makronukleus) yang berfungsi untuk mengawasi
kegiatan metabolisme, pertumbuhan, dan regenerasi. Sistem reproduksi pada
protista yaitu secara aseksual (membelah diri dengan cara transversal), dan
seksual (dengan konjugasi). Paramecium bergerak dengan menggetarkan silianya,
yang bergerak melayang-layang di dalam air. Cara menangkap makanannya adalah
dengan cara menggetarkan rambut (silianya), maka terjadi aliran air keluar dan
masuk mulut sel. Saat itulah bersamaan dengan air masuk bakteri bahan organik
atau hewan uniseluler lainnya. memiliki vakuola makanan yang berfungsi untuk
mencerna dan mengedarkan makanan, serta vakuola berdenyut yang berguna untuk
mengeluarkan sisa makanan.
b.
Anatomi
Paramecium memiliki bentuk oval, sandal, bulat
di bagian depan / atas dan menunjuk di belakang / bawah. Kulitnya tipis
dan elastis. Adapun yang menutupi kulit tipis adalah rambut-rambut kecil
banyak, yang disebut silia. Lubang bagian belakang disebut pori anal. Pada
bagian luar paramecium ditemukan vakuola kontraktil dan kanal. Dan bagian dalam
paramecium terdapat sitoplasma, trichocysts, kerongkongan, vakuola makanan,
macronucleus dan mikronukleus itu sendiri. Paramecium sering disebut sepatu
animalcules karena bentuknya seperti sepatu. Paramecia adalah organisme
uniseluler biasanya kurang dari 0,25 mm (0,01 in) panjang dan ditutupi dengan
rambut yang disebut silia. Silia digunakan dalam gerak dan selama makan. Ketika
bergerak melalui air, paramecia mengikuti jalan spiral sementara berputar pada
sumbu panjang. Paramecium memiliki inti besar yang disebut macronucleus, dan
satu atau dua inti kecil yang disebut micronuclei. Reproduksi aseksual biasanya
oleh pembelahan biner melintang, kadang-kadang seksual dengan konjugasi, dan
jarang oleh endomixis, proses nuklir yang melibatkan reorganisasi total DNA
organisme individu. Macronuclear di Paramecium memiliki gen kepadatan tinggi
sangat. macronucleus dapat berisi sampai 800 eksemplar dari setiap gen.
Paramecia berlimpah-limpah di kolam air tawar di seluruh dunia; satu spesies
hidup di perairan laut.
Paramecium menggunakan pemukulan silia pada saat
berenang. Bergeraknya paramecium oleh spiral melalui air pada sumbu yang tak
terlihat. Paramecium bergerak mundur, para silia hanya mengalahkan maju di
sudut. Jika paramecium berjalan ke arah benda padat berubah silia dan memukul
ke depan, menyebabkan paramecium untuk pergi ke belakang. paramecium itu
berbalik sedikit dan berjalan maju lagi.
Paramecium memakan mikroorganisme seperti
bakteri, alga, dan ragi. paramecium menggunakan silia untuk menyapu makanan
bersama dengan air ke dalam mulut sel setelah jatuh ke dalam alur lisan.
Makanan berjalan melalui mulut ke dalam tenggorokan dalam sel. Jika ada cukup makanan di dalamnya sehingga telah mencapai ukuran tertentu,
melepaskan diri dan membentuk vakuola makanan. Vakuola makanan berjalan menuju
sel. Lalu bergerak sepanjang enzim dari sitoplasma masuk vakuola dan
mencernanya. Makanan dicerna kemudian masuk ke dalam sitoplasma dan vakuola
semakin kecil dan lebih kecil. Ketika vakuola mencapai pori anal limbah sisa
belum dicernakan akan dihapus. Paramecium dapat mengeluarkan trichocyts ketika
mereka mendeteksi makanan, dalam rangka untuk lebih menangkap mangsanya.
Trichocyts ini diisi dengan protiens. Trichocysts juga dapat digunakan sebagai
metode pertahanan diri. Paramecium adalah heterotrophs. bentuk umum mereka dari
mangsanya adalah bakteri. Organisme tunggal memiliki kemampuan untuk makan
sehari 5.000 bakteri. Mereka juga dikenal untuk makan ragi, alga, dan protozoa
kecil ambil. Paramecium mangsanya melalui fagositosis.
c.
Habitat
Habitat dari Paramecium yaitu hidup di perairan,
biasanya stagnan, air hangat. Spesies Paramecium bursaria bentuk hubungan
simbiotik dengan ganggang hijau. Ganggang ini hidup di sitoplasma nya.
fotosintesis ganggang menyediakan sumber makanan untuk Paramecium. Beberapa
spesies membentuk hubungan dengan bakteri. Mereka tidak bisa tumbuh di luar
organisme ini. Spesies ini mengakuisisi-shock perlawanan panas ketika
terinfeksi obtusa Holospora, yang berkontribusi terhadap gerakan silia.
Paramecium juga dikenal sebagai mangsa untuk Didinium .
Paramecia berperan dalam siklus karbon karena
bakteri mereka makan sering ditemukan pada tanaman membusuk. Paramecium akan
memakan materi tanaman membusuk di samping bakteri, lebih lanjut membantu
dekomposisi.
d. Klasifikasi
Adapun klasifkasi Paramecium .sp yaitu :
Kingdom : Protista
Filum : Ciliophora
Class : Ciliatea
Subkelas : Rhabdophorina
Ordo : Peniculida
Subordo : Hymenostomatida
Family : Parameciidae
Genus : Paramecium
Species : Paramecium .sp
Sedangkan jenis-jenis Paramecium itu sendiri
terbagi atas :
Paramecium Aurelia
Paramecium bursaria
Paramecium caudatum
Paramecium tetraurelia
VI. KESIMPULAN
1. Dari hasil yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan
bahwa pada air rawa terdapat protista.
2. Protista yang ditemukan adalah Paramecium sp.
VII. Daftar Pustaka
1 komentar
Caesars Palace Hotel Casino & Spa: Employee Reviews and Opening
ReplyDeleteCaesars Palace Hotel Casino & 파주 출장마사지 Spa: Employee Reviews and 대전광역 출장마사지 Opening Venues · Wynn Palace · The Strip · Fashion Show Mall · 구미 출장마사지 The LINQ 속초 출장샵 Hotel · The 화성 출장안마 LINQ